RASULULLAH SAW TERSENYUM TERHADAP ORANG BERIMAN


Pada suatu waktu Rasulullah duduk bersama beberapa sahabatnya, tiba-tiba beliau tersenyum. 
Lalu beliau bersabda, “Tidakkah kalian bertanya kepadaku, sebab apa aku tersenyum?”
Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tersenyum?”
Beliau bersabda, "Aku takjub terhadap kondisi orang beriman. Sungguh kondisi orang beriman itu baik seluruhnya. Bila ia mendapati sesuatu yang disukainya, lalu mengucap hamdalah, maka ia akan mendapat kebaikan. Apabila ia mendapati sesuatu yang tak disukainya lalu bersabar, maka ia akan mendapat kebaikan juga. Tak ada ketentuan bahwa setiap orang pasti akan mendapat kebaikan di semua kondisi, kecuali hanya bagi orang yang beriman." (HR. Muslim, Ahmad dan Ad-Darimi)

Islam itu indah, enak dan menyenangkan, apapun dalam Islam adalah bisa menjadi kebaikan, hal ini khusus untuk orang beriman, namun untuk itu ada tuntunannya. Jadi bisa saja seluruh waktu adalah kebaikan karena mengetahui ilmunya (Ilmu Islam secara menyeluruh). Begitu juga bisa seluruh waktu adalah keburukan karena tidak mengetahui (jahil). Jadi tentang bagaimana untuk realisasinya tentang kebaikan-kebaikan itu adalah melalui ilmu.
Sesuatu yang menyebabkan kita sedih, sebenarnya dapat pula menjadikan kita bahagia. Semuanya tergantung bagaimana kita menyikapi keadaan, yang menjadi jawaban atas kondisi yang kita hadapi. Sekali lagi semua harus melalui ilmu. Maka mulailah orang-orang beriman itu giat menimba ilmu dan beramal sehingga mereka akan kaya dengan kebaikan-kebaikan yang bukan menipu.

Kebaikan yang bukan menipu, contohnya : Ada seorang rajin membaca Al-Qur’an ia mengetahui adab dan tata cara membaca al-Qur’an (ilmu tajwid) ia juga mengetahui bagaimana menata niat, yaitu niat semua ibadah hanya tertuju pada Allah, kemudian ia juga mengetahui ilmu ikhlas. Maka kebaikannya itu bukan menipu dirinya sendiri. Jika yang terjadi sebaliknya karena miskin ilmu maka ia sering tertipu dengan dirinya sendiri, disangkanya berbuat baik namun dimata Allah tidak. Akan hal itu banyak contoh dalam kehidupan ini kita merenungkan dan memahaminya sehingga mengerti. Wallahu a’lam.
Share this article now on :